Sabtu, 29 Januari 2011

Apakah arti Nama YAHWEH
Written by Pdt Lukas Soetrisno (Gembala GAIN, Magelang)|

Ada seseorang yang pernah tanya pada saya, apa sih sebenarnya arti dari Nama YAHWEH? apakah memiliki arti atau hanya sekedar sebuah Nama saja? sama seperti nama Sutrisno memiliki arti "Su" itu artinya baik dan "Trisno" itu berarti Cinta jadi Sutrisno artinya Cinta yang baik, walau memang sebuah nama yang memiliki arti tetap tidak boleh di terjemahkan, menjadi Mr Good Love, tapi Nama bisa saja memiliki arti, contoh lain lagi misalnya saja ada orang yang memiliki nama Eko berarti nama itu memiliki arti Satu, tetapi juga jika ditanya what is your name? si Eko tidak akan berkata my name is one, tapi tetap berkata my name is Eko, karena nama itu tidak boleh diterjemahkan. Lalu apa arti Nama YAHWEH?
Ya memang Yahweh yang terdiri dari 4 huruf Ibrani yaitu YOD, HE, WAW, HE jika ditanya apakah memiliki arti, memang memiliki arti.
Huruf Ibrani sesungguhnya adalah merupakan bentuk gambar yang disederhanakan namun memiliki arti, misalnya saja huruf ALEPH, huruf ini memiliki arti Satu atau Ekhad atau tunggal atau Esa, ALEPH Merupakan Silence Word (Kata yang kadang tidak dibaca – maka suka disebut huruf tenang. sedangkan huruf BETH yang adalah huruf ke dua memiliki arti Rumah, sedangkan GIMEL juga memiliki arti Unta karena memang bentuk huruf menyerupai GAMAL (Camel) atau unta yang lehernya panjang, sedangkan DALET memiliki arti pintu, karena bentuk huruf ini seperti pintu (Dales), begitulah seterusnya, huruf2 Ibrani dari ALEPH sampai TAW memiliki arti. Nah sekarang kita akan melihat arti dari 4 huruf YOD, HE, WAW, HE.
YOD artinya adalah Penciptaan dan Metafisika, YOD juga memiliki arti tangan terbuka menjadi gambaran sebagai tangan Tuhan yang selalu terbuka siap untuk menolong kita dalam segala kesulitan,YOD juga memiliki arti Dia atau He dalam bahasa Inggris sebagai gender laki-laki (Baca juga arti dari YESHUA HAMASIAKH pada menu pengajaran 1 (Nama Tuhannya orang Kristen bukan Yesus Kristus).
HE artinya adalah Sifat ketuhanan (Divinity), Sopan santun (Gentility), Khusus (Specificity) Kitab Talmud menerangkan Tuhan dengan menggunakan huruf Yod dan He (dibaca Yah) sebagai sang pencipta.
WAW artinya adalah Penebusan, Transformasi, Penyelesaian.
Jadi jelaslah sudah kalau Nama YAHWEH itu memiliki arti SANG PENCIPTA ADALAH TUHAN YANG MENEBUS MANUSIA (DARI LUMPUR DOSA).
Apa itu Tetragramaton dan Septuaginta?
Written by Pdt Lukas Soetrinso (Gembala GAIN, Magelang)|

Banyak orang yang menolak menyembah Bapa Yahweh dengan berkata kalau Nama Yahweh itu adalah 4 huruf mati yang dikenal dengan Tetragrammaton yang tidak bisa diucapkan. Pendapat yang seperti ini sebenarnya adalah pendapat yang mengada-ada dan tanpa dasar sama sekali, mari kita pecah perkataan Tetragramaton itu. Tetra artinya empat, Grammat artinya huruf dan tone artinya bunyi, jadi Tetragramaton itu artinya justru empat huruf yang bisa bunyi. Orang berkata YHWH tidak bisa bunyi karena memakai pola pikir orang goyim (non Yahudi), yang tidak terbiasa dengan huruf YHWH itu, sama seperti huruf KPD YTH, coba tanyakan pada orang Amerika atau orang yang bukan Indonesia, merekapun juga akan berkata kalau huruf itu juga tidak ada artinya, dan kalau orang Amerika akan berkata: KE PI DI WAY TI EDS, dan mereka juga akan berkata kalau huruf itu disebut meaningless atau tidak mempunyai arti, tetapi coba tanyakan sama orang Indonesia, dia pasti akan berkata kalau KPD YTH itu memiliki arti "Kepada yang terhormat". Coba renungkan kalau betul YHWH itu tidak mempunyai arti kenapa dalam kitab suci berbahasa Jawa ditulis Yehuwah dan dalam kitab suci berbahasa China juga berbunyi Yek'hohwa, hal ini saja sudah membuktikan kalau YHWH itu bisa berbunyi, walau agak beda dengan vocal aslinya yang berbunyi YAHWE ("H" nya tidak kedengaran) dan bila ditulis dalam huruf latin menjadi YAHWEH.
Sekarang mari kita bahas tentang "Septuaginta" apa itu sebenarnya? Septuaginta adalah terjemahan kitab-kitab Perjanjian Lama atau Tanakh yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani artinya adalah 70 dan sering ditulis sebagai "LXX" karena konon disusun 70 orang Yahudi(dari bahasa Ibrani - ditulis dalam huruf Ibrani Kuno) sebenarnya tidak ada masalah karena Nama Yahweh masih tercantum tetapi mulai dari abad ke-3 SM. Muncul Septuaginta kedua yang dikenal dengan Septuaginta versi Alexandren yang ditugaskan oleh Ptolemeus II Filadelfus (285 - 247 SM) dari Mesir atas perintah raja Iskandariyah pada abad ke-3 SM untuk dimasukkan ke Perpustakaan Alexandria. Pada kenyataannya tidak dapat dipastikan siapa yang mengerjakan terjemahan ini. Namun yang pasti ialah terjemahan ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan orang-orang Yahudi yang tinggal di diaspora, di luar Palestina dan tidak lagi memahami bahasa Ibrani. Mereka telah sangat dipengaruhi oleh budaya Yunani (helenis), yang saat itu merupakan bahasa internasional di kawasan Laut Tengah. Abad ke-4 Septuaginta ini diterjemahkan ke bahasa Latin, dan abad ke-16 disalin ke dalam bahasa Jerman oleh Martin Luther langsung dari Bahasa Ibrani.
Septuaginta mengandung beberapa kitab yang tidak ada dalam Alkitab Yahudi. Kitab-kitab ini disebut buku-buku Deuterokanonika. Nah Septuaginya yang ke dua inilah terjadi penyimpangan-penyimpangan, misalnya saja Nama Yahweh diganti dengan Kurios yang artinya Tuhan, berarti Nama diri diubah menjadi Gelar, dan Torah diubah menjadi Nomos yang berarti hukum, padahal arti sebenarnya dari Torah adalah Pengajaran. Septuaginta yang kedua inilah yang dipakai oleh kekristenan diseluruh dunia, celakanya septuaginta kedua ini juga sudah tercampur dengan aliran gnostik dan Helenis. Apa itu Gnostik? Gnostik (Yunani. gnosis, harfiah : pengetahuan). Secara tradisional mengacu pada ajaran sesat yang aktif bergerak pada abad 2 sM, Gnostik digunakan secara luas terhadap bentuk-bentuk kepercayaan agama apa saja, dimana dualisme dan penguasaan pengetahuan adalah penting; sebab itu agama Zoroaster, ajaran Mandae, sastra Hermes, Gulungan Laut Mati dan PB pun tercampur oleh aliran ‘gnostis’.
Sekarang Apa itu Helenis atau Helenisasi, istilah ini berasal dari kata Yunani Helen (Istilah yang dipakai oleh orang Yunani untuk menyebutkan etnik mereka). Helenis juga adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan perubahan kultural di mana sesuatu yang bersifat bukan Yunani menjadi Yunani (peradaban Helenistik). Prosesnya ada yang bersifat sukarela, serta ada pula dengan penggunaan kekuatan. Iskandar/Aleksander Agung menyebarkan wawasan peradaban Yunani, termasuk di dalamnya bahasa. Hasilnya adalah, beberapa unsur yang berasal dari Yunani digabung dalam bentuk yang bervariasi dengan unsur lain dari peradaban daerah yang dikuasai, yang dikenal dengan Helenisme.
Pada zaman Helenistik, bangsa Makedonia, sepeninggal Aleksander Agung, meng-helenisasi-kan bangsa Syria, Yahudi, Mesir, Persia, Armenia dan sejumlah kelompok etnik lain yang lebih kecil di sepanjang Timur Tengah dan Asia Tengah. Helenisasi juga merujuk pada Kekaisaran Bizantin dari saat pendirian Konstantinopel oleh Konstantin sampai saat kebudayaan dan bahasa Yunani mendapat kedudukan tinggi di bawah kekaisaran Heraklius di abad ketujuh
Apalah arti sebuah “NAMA”?

“NAMA” sangat berarti!

Oleh karena itu Tuhan atau manusia memberi “NAMA” kepada orang yang dikasihi penuh dengan sangat perhitungan, bahkan seseorang yang sudah punya “NAMA” sejak lahir, setelah dewasa naik statusnya atau punya gelar, diganti atau ditambahi dengan “NAMA” yang dirasa jauh lebih baik dan berbobot. Karena “NAMA” menunjukkan mutu / bobot keberadaan pribadi yang empunya “NAMA” tersebut.
Lembaga Alkitab Indonesia dalam Kamus Alkitab yang terdapat dalam Alkitab halaman 352, menulis: TUHAN salinan “NAMA” ………Yahweh, karena pertimbangan “kepentingan” LAI menyalin [tepatnya mengganti] “NAMA ” pribadi dengan sebutan gelar “TUHAN”. Warga Negara Republik Indonesia pasti mempunyai TUHAN-Tuhan-tuhan, karena sila pertama dalam Pancasila berbunyi “Ke-tuhan-an
Saudara kita yang beragama Islam di seluruh dunia memiliki TUHAN ber “NAMA” , ALLAH-Allah-allah [tidak bisa disalin maupun diganti] rumahnya ka’bah di Mekkah, bersyukurnya Alhamdulillah artinya sukur kepada Allah, Kalau sholat [sembahyang=do’a] menghadap arah “kiblat”.
Sedangkan kita yang beragama Kristiani / Mesianic TUHANnya ber”NAMA” Yahweh, rumahnya di Sorga, saat menjadi [Anak] Manusia lahir “di bawah kolong langit” Kampung Baitlehem, ber “NAMA” Yeshua [Yun=Iesous, Ltn=Jezus, Ing=Jesus, Eyd=Yesus] yang artinya Yahweh “sedang” menyelamatkan umat-NYA, kalau bersyukur HalleluYah [Halal Le Yahweh = Puji Bagi Yahweh].
Oleh karena itu Nabi yang ber “NAMA” Yoel menulis dalam pasal 2 ayat 32 : Dan barang siapa yang berseru kepada “NAMA” Yahweh akan diselamatkan. Kalau kita merunut Kisah Kehidupan Bangsa Pilihan dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu, terlihat jelas kedasyatan yang dimiliki oleh TUHAN berkepribadian / bersosok Bapa ber “NAMA”.
Yahweh. Dokter ber “NAMA” Lukas mencatat ulang pernyataan Nabi ber “NAMA” Yoel, dalam Kisah Para Rasul 2:21. Rasul
ber “NAMA” Paulus juga menulis pernyataan tersebut dalam Roma 10:13
Maka Dokter ber “NAMA” Lukas tersebut melengkapi dalam Kisah Para Rasul 4:12: Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam DIA [ber “NAMA” Yeshua], sebab di bawah kolong langit ini tidak ada “NAMA” lain yang diberikan kepada [Anak] Manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.
Murid ber “NAMA” Yohanes menegaskan, dengan menulis perkataan [Anak] Manusia ber “NAMA” Yeshua dalam Injilnya pasal 10 ayat 30: Aku dan Bapa adalah satu.
Anak Manusia ber “NAMA” Yeshua dalam menjalankan Karya Agung Penyelamatan, disalib di bukit tengkorak pada perayaan Paskah tanggal 14 bulan
Nisan waktu itu bertepatan hari ke 6 yaitu Jum’at. 3 hari kemudian bangkit dari antara orang mati tanggal 16 Nisan, 40 hari kemudian tanggal 25 bulan Iyyar naik ke Sorga, lalu 10 hari kemudian pada perayaan Pentakosta tanggal 6 bulan
Sivan Rohulkudus turun “di bawah kolong langit” loteng Yerusalem, untuk menginsafkan manusia “di bawah kolong langit” atas dosa; lalu memimpin manusia tebusanNYA yang telah diselamatkan Bapa Yahweh dalam Yeshua Sang
Mesias melalui pertobatan dan dilahirkan kembali, yang masih tinggal di bawah kolong langit ini.
Akhirnya Dokter ber “NAMA” Lukas menyempurnakan “ pernyataan kebenaran” tersebut dalam Kisah Para Rasul 1:8. Tetapi kamu akan menerima kuasa (dan ketangguhan dan mujizat), kalau Rohulkudus turun keatas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-KU di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Sampai Samaria dan sampai ke ujung bumi [“di bawah kolong langit ini juga”].
Kisah Pohon Apel

Suatu ketika hiduplah sebatang pohon apel besar dan seorang anak lelaki yang senang bermain main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke puncak pohon, memakan buahnya dan tidur tiduran di keteduhan duan daunnya yang rindang. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Begitu pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu

Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain main dengan pohon apel setiap hari

Suatu hari, ia mendatangi pohon apel, wajahnya tampak sedih

“ ayo ke sini, bermain main lagi dengan ku” pinta pohon apel

“ aku bukan anak kecil yang bermain main dengan pohon lagi “ jawab anak itu. “ aku ingin memiliki mainan, tapi tak punya uang untuk membelinya “

Pohon apel menyahut “ maaf, aku pun tak punya uang.. tapi kamu boleh mengambil semua buahku dan menjualnya. Kamu bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu. “

Anak lelaki itu sangat senang, ia memetik semua buahnya dan pergi dengan suka cita. Tapi dia tidak pernah datang lagi. Pohon apel sangat sedih.

Suatu hari, anak itu datang lagi

Pohon apel sangat senang melihatnya

“ ayo bermain main dengan ku” kata pohon apel

“ aku tak punya waktu “ jawab anak itu “ aku harus bekerja untuk keluarhaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukan kau membantuku?”

“ maaf, aku tak punya rumah. Tapi kamu boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumah “ jawab pohon itu

Kemudian anak itu menebang semua dahan dan ranting kemudian pergi dengan gembira. Pohon apel sangat senang melihat anak itu gembira. Tapi anak itu tak pernah kembali. Pohon apel sangat sedih dan kesepian.

Pada suatu musim panas, anak itu datang lagi

“ ayo bermain main lagi denganku “ kata pohon apel.

“ aku sedih” kata anak itu “ aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin berlibur dan berlayar. Maukah kau memberiku sebuah kapal?”

“ maaf, aku tak punya kapal. Tapi kamu boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang senang lah”

Anak itu memotong batang pohon apel dan membuat kapal.

Setelah bertahun tahun, anak itu dating lagi.

‘ maaf anakku, aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu “

“ tak apa, aku sudah tak punya gigi untuk mengigit buahmu “

“ aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat “

“ sekarang aku sudah terlalu tua untuk itu “

“ aku benar benar tak memiliki apa apa lagi yang bisa aku berikan untukmu, yang tersisa hanyalah akarku yang sudah tua dan sekarat “ kata pohon apel sambil menitikan air mata

“ aku sudah tak memiliki apa apa lagi sekarang, aku hanya membutuhkan tempat beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkan mu “

“ oohh baguslah. Taukah kamu akar akar pohon tua adalah tempat yang tepat untuk berbaring dan berteduh. Marilah kita berbaring dalam pelukan akar akarku dan beristirahatlah dengan tenang “

Anak lelaki itu beristirahat dalam pelukan akar akar pohon apel. Pohon apel sangat gembira dan tersenyum sambil menitikan air mata

Renungan :

Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel adalah orang tua kita.

Ketika kita muda, kita senang bermain main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya dating ketika kita memerlukan sesuatu atau sedang dalam kesulitan. Tak peduli apapun itu, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia.

Anda mungkin berpikir anak lelaki itu bertindak kasar pada pohon itu. Tetapi begitulah dari kita kebanyakan memperlakukan orang tua kita.